Pahlawan merupakan sosok yang menonjolkan sisi patriot, gigih, bela negara, dan pemberani. Mereka berani menyerahkan hidup hingga titik dara...

3 Pahlawan dari Sumatera Selatan

Pahlawan merupakan sosok yang menonjolkan sisi patriot, gigih, bela negara, dan pemberani. Mereka berani menyerahkan hidup hingga titik darah penghabisan untuk membela bangsa menuju kebebasan.

Bumi Sriwijaya juga memiliki tiga pahlawan kemerdekaan, yakni A.M. Thalib, Sultan Mahmud Badaruddin II, dan A.K.Gani.

Berikut rangkuman tentang tiga pahlawan kemerdekaan Sumatera Selatan. Simak yuk.

1.    A.M. Thalib

Lahir di Palembang 23 Februari 1922, A.M Thalib merupakan mantan tokoh militer Indonesia dan pengusaha. Pernah menjadi jurnalis sekaligus wirausahawan, dan wafat di Jakarta 17 Juni 2000. Selama meniti karier, A.M. Thalib juga sempat menjadi Kepala Penerangan Gubernur Militer Sumatera Selatan sembari merangkap di Intel.

Bersama rakyat, A.M. Thalib berjuang di Sumsel mengangkat senjata melawan pasukan Belanda yang sedang melakukan agresi militer di tahun 1949. Ketika itu, ia dan jajaran militer Sumsel melakukan gerakan bumi hangus. Semua fasilitas yang dapat dimanfaatkan Belanda akan dihancurkan termasuk gedung, jalan raya, jembatan, bahkan kebun – kebun.

Semasa hidup, A.M. Thalib tak kenal lelah melawan serangan Belanda. Dirinya dan semua pejuang gigih memperjuangkan Bumi Sriwijaya hingga titik darah penghabisan. Ketika ia menjabat sebagai kepala Intel di militer, A.M. Thalib berhasil menguasai radio stempat dan menyiarkan perang besar – besaran antara pejuang RI dan agresor Belanda di Sumsel.

2.    Sultan Mahmud Badaruddin II

Wafat di Ternate pada tanggal 26 September 1852, Sultan Mahmud Badaruddin II bernama asli Raden Hasan Pangeran Ratu. Ia adalah seorang pemimpin kelahiran Palembang pada 1767 silam, dan memimpin perang saat masa Kesultanan Palembang Darussalam. Semasa hidup, beliau dikenal sebagai sosok pejuang yang menjada bangsa terutama Bumi Sriwijaya.

Perjuangannya yang keras dan gigih melawan pertempuran Inggris dan Belanda di tanah air. Nama besar Sultan Mahmud Badaruddin II pun diabadikan sebagai jalan dan bandara Internasional di Palembang. Bahkan menjadi nama museum di kawasan wisata Benteng Kuto Besak (BKB) Palembang.

3.    Adenan Kapau Gani

Adenan Kapau Gani atau yang lebih dikenal A.K Gani memang lahir Pelambayan, Sumatra Barat, 16 September 1905. Namun ia dikenal sebagai sosok pahlawan pejuang kemerdekaan di Kota Pempek. Pernah menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri Indonesia dan seorang dokter, ia juga merupakan tokoh militer tanah air dan menetap lama di Palembang. Tempat tinggalnya kini beralih fungsi sebagai Museum AK Gani sejak 2004 lalu.

Rumah milik pahlawan nasional Mayor Jend TNI (Purn) dr. AK Gani beralamat di Jalan Jalan MP Mangkunegara, Nomor 1 Sukamaju, Kecamatan Ilir Timur II, Palembang, dibangun pada 1956 dan hingga kini berdiri kokoh menjadi museum.

Hampir 16 tahun menjadi kawasan museum, semua arsip peninggalan sang pejuang kemerdekaan Indonesia dari era 1928 hingga akhir hayatnya masih tersimpan rapi. Museum yang dikelola oleh Yayasan Hj RA Masturah AK Gani, nama sang istri, dikepalai oleh anaknya GI Priyanti Gani.

Lebih dari 1.400 koleksi peninggalan AK Gani dan RA Masturah berupa bintang jasa, penghargaan, piagam, surat menyurat, mesin ketik, peralatan kedokteran, kamera, ratusan foto-foto perjuangan.  Bahkan ada kurang lebih sebanyak 700 buku milik AK Gani

Pada 1945, A.K Gani menjadi komisaris PNI dan Residen Sumsel. Dia juga mengkoordinir usaha militer karena menilai Palembang memiliki lokomotif ekonomi yang layak untuk bangsa. Pada Oktober 1946 hingga 27 Juni 1947, A.K Gani resmi menjabat sebagai Menteri Kemakmuran saat Kabinet Sjahrir III.

Ketika itu, tugasnya memantau Indonesia terutama perkembangan Sumsel. Salah satu yang ia pantau adalah Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia atau PRRI yang sudah masuk ke Sumsel.

Setelah Indonesia merdeka dan selama masa revolusi fisik, dia memperoleh kekuasaan politik dengan bertugas di kemiliteran. Kemudian tahun 1954, ia diangkat menjadi Rektor Universitas Sriwijaya di Palembang. Ia tetap aktif dan tinggal di Sumsel hingga wafat. Untuk mengenang jasa-jasanya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memberikan gelar Pahlawan Nasional Indonesia kepada A.K. Gani pada 9 November 2007.

0 komentar: