Pematang Siantar adalah kota terbesar kedua setelah kota
Medan di Sumatera Utara. Dari kota ini banyak tokoh – tokoh lahir dan merupakan
tokoh nasional. Ada beberapa tokoh yang sangat familiar dikalangan masyarakat
Indonesia.
Berikut adalah 3 tokoh nasional dari Kota Pematang Siantar:
1.
Letjen Purn Tahi Bonar (TB) Simatupang
TB Simatupang adalah pria kelahiran
Sidikalang, 28 Januari 1920, dan merupakan pahlawan nasional Indonesia. TB
Simatupang pernah menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Perang Republik
Indonesia (KASAP) era Presiden Soekarno.
TB Simatupang menyatakan diri sebagai anak Siantar
sebab dirinya banyak menghabiskan waktu kala bersekolah di HIS di Kota Pematang
Siantar pada tahun 1927 hingga 1934.
Usai menyelesaikan sekolah di HIS, TB
Simatupang lulus menjadi perwira muda dan ditempatkan di Jakarta.
Pasca mempertahankan kemerdekaan Indonesia,
TB Simatupang bergabung bersama Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan bergriliya
bersama Jenderal Sudirman.
Usai sukses dalam karier militernya, TB
Simatupang terjun ke pelayanan Gereja dan aktif menyumbangkan pemikiran –
pemikirannya tentang peranan Gereja di dalam masyarakat.
Dirinya pernah menjabat sebagai Ketua
Persekutuan Gereja – gereja di Indonesia (PGI), Ketua Majelis Pertimbangan PGI,
Ketua Dewan Gereja – gereja Asia, Ketua Dewan Gereja – gereja se-Dunia.
2.
Adam Malik Batubara
Karena perawakannya yang kecil dan sifatnya
yang cerdik, Adam Malik mendapat julukan “ si kancil”. Adam Malik dikenal
sebagai salah satu tokoh pejuang kemerdekaan Republik Indonesia sekaligus
mantan Presiden Republik Indonesia ke-3.
Selain politikus, Adam Malik adalah seorang
jurnalis sekaligus pendiri kantor berita Antara.
Berkat jasa – jasanya, Adam Malik
mendapatkan gelar Pahlawan Nasional pada 6 November 1998. Adam Malik merupakan
anak ketiga dari sepuluh bersaudara yang lahir di Kota Pematang Siantar. Adam Malik
lahir dari pasangan Abdul Malik Batubara dan Salamah Lubis, seorang pedagang.
Adam Malik menempuh pendidikan dasarnya di
HIS Pematang Siantar dan pada usia 20 tahun ia merantau ke Jakarta.
Adam Malik menjejali dunia sejak masa
mudanya, ia juga aktif dan ikut pergerakan nasional memperjuangkan kemerdekaan
Indonesia.
Pada tahun 1934 – 1935, ia memimpin Partai
Indonesia (Partindo) Pematang Siantar dan Medan. pada tahun 1940 – 1941 menjadi
anggota Dewan Pimpinan Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo) di Jakarta.
Pada awal kemerdekaan Adam Malik menjadi
anggota Pimpinan Gerakan Pemuda untuk persiapan kemerdekaan Indonesia di
Jakarta.
Adam Malik juga pernah menjadi perwakilan
internasional saat diangkat menjadi duta besar luar biasa dan berkuasa penuh
untuk negara Uni Soviet dan Polandia.
Pada tahun 1962, ia menjadi Ketua Delegasi
Republik Indonesia untuk perundingan Indonesia dengan Belanda mengenai wilayah
Irian Barat di Washingthon D.C. , Amerika Serikat. Adam Malik juga pernah
menjadi Menteri Luar Negeri dalam Kabinet Pembangunan I, dan tahun 1973 kembali
memangku jabatan sebagai Menteri Luar Negeri untuk terakhir kalinya dalam
kabinet Pembangunan II.
Pada tahun 1978, ia diangkat oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR) sebagai Wakil Presiden RI.
3.
Cornel Simanjuntak
Cornel Simanjuntak adalah pencipta lagu
nasional, salah satunya lagu Maju Tak Gentar.
Berkat bakat seninya, Cornel Simanjuntak
berhasil menyentak persatuan rakyat lewat lagu yang ia ciptakan. Cornel adalah
anak asli kota Pematang Siantar yang lahir pada tahun 1921. Bahkan kediaman
Cornel Simanjuntak yang berlokasi di Jalan Tambunan, Kelurahan Tong Marimbun,
Kecamatan Siantar Marimbun, Kota Pematang Siantar masih dapat dilihat meski
kondisinya kini sudah tak lagi terawat.
Cornel Simanjuntak memang memiliki bakat
luar biasa dalam hal bermusik. Tak hanya itu, dia juga memiliki sejumlah
pengalaman perang. Pada tahun 1945 -1946, ia mengarahkan moncong senjatanya
kepada tentara Gurkha Inggris.
Namun sayang, dalam sebuah pertempuran di
daerah Senen – Tangsi Penggorengan Jakarta, pahanya tertembak. Kemudian ia
dirawat di RSUP.
Dari karya Cornel lahirlah berbagai lagu –
lagu nasional seperti, Tanah Tumpah Darah, Maju Tak Gentar, Pada Pahlawan,
Teguh Kukuh Berlapis Baja, Indonesia Tetap Merdeka.
Peluru di paha Cornel konon tetap bersarang
ketika penyakit kronis TBC menyerangnya. Ia meninggal pada tanggal 15 September
1946 di Sanatorium Pakem, Yogyakarta dalam status perjaka dan ia meninggal pada
usia 25 tahun. Ia dimakamkan di pemakaman Kerkop Yogyakarta. Saat menjelang
maut ia masih sempat menulis lagu berjudl Bali Putra Indonesia, namun lagu yang
ditulis dengan gamelan itu belum selesai.
Demikianlah 3 tokoh nasional yang berasal dari kota Pematang
Siantar. Semoga dapat menambah penegetahuan kita ya.
Komentar
Posting Komentar