Menurut definisi dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pahlawan adalah seseorang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dala...

3 Pahlawan Nasional yang Menginspirasi Kaum Muda

Menurut definisi dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pahlawan adalah seseorang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran. Mereka merupakan pejuang yang gagah berani.

Selain itu, pahlawan juga menjadi panggilan bagi seseorang yang memberikan jasa-jasa bagi bangsanya. Melalui tokoh-tokoh tersebut, simbol mengenai perjuangan dan pengorbanan terus diwariskan kepada para generasi penerus.

Kemerdekaan Indonesia di sisi lain juga tidak dapat dilepaskan dari perjuangan para pahlawan dalam mengusir penjajah. Atas jasa-jasanya, negara mengangkat para pahlawan kemerdekaan tersebut sebagai pahlawan nasional.

Nah, untuk mengenang jasa-jasa mereka, akan diulas beberapa sosok pahlawan perintis kemerdekaan yang telah memberikan jasa besar kepada bangsa Indonesia sekaligus sebagai sumber inspirasi bagi kaum muda.

Mari kita lihat daftarnya berikut ini!

 

1.   1. Bung Tomo



Bung Tomo menjadi sosok penting yang mampu menggerakkan massa melalui orasinya. Bahkan, ia menjadi ikon perlawanan bangsa menentang pasukan asing pada tahun 1945 di Surabaya pada 10 November.

Dalam buku 100 Tokoh yang sholawat nabi Mengubah Indonesia terbitan Penerbit Narasi, disebutkan bahwa nama Bung Tomo identik dengan aksi heroisme rakyat Surabaya. Bung Tomo merupakan sosok pahlawan kelahiran Surabaya, 3 Oktober 1920.
Semangat patriotismenya terbukti sejak ia masih muda. Di usia 17, Bung Tomo menjadi anggota gerakan Kepanduan bangsa Indonesia (KBI) dan dipercaya sebagai Sekretaris Partai Indonesia Raya (Parindra) Cabang Tembok Duku, Surabaya.
Kemampuannya dalam berorasi hadir di waktu yang tepat. Bung Tomo berhasil membakar semangat rakyat Surabaya lewat orasinya pada 10 November 1945.

 

2. Soekarno



Soekarno atau biasa disebut dengan Bapak Bangsa Indonesia. Perjuangannya berhasil membawa Indonesia mencapai puncak kemerdekaan.
Pria yang lahir pada 6 Juni 1901 di Blitar, Jawa Timur ini berhasil memperoleh gelar insinyur setelah lulus dari Technische Hoogeschool (THS) yang sekarang menjadi Institut Teknologi Bandung atau ITB.
Sukarno muda banyak bertukar pikiran dengan tokoh pergerakan nasional, seperti H.O.S Tjokroaminoto, Agus Salim, Ki Hajar Dewantara, dan Ahmad Hasan, seperti dikutip dari buku Cinta Pahlawan Nasional Indonesia tulisan Pranadipa Mahawira.
Pada 4 Juli 1927, Sukarno mendirikan sebuah partai dengan nama Partai Nasional Indonesia (PNI). Dengan begitu, kemampuannya dalam orasi semakin terasah. Pahlawan nasional yang dijuluki Putra Sang Fajar ini semakin ulung sebagai orator.
Ia dikenal dengan pidatonya yang membakar semangat juang. Kala itu, banyak rakyat yang rela tinggal berlama-lama hanya untuk mendengarkan Sukarno berpidato.
Pada 1 Maret 1945, dibentuklah Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) oleh Jepang dengan menunjuk Ir Sukarno sebagai ketua. Pada sidang pertama BPUPKI, Sukarno mengemukakan rumusan Dasar Negara Indonesia yang sekarang dikenal sebagai Pancasila.
Mulanya, Sukarno membuat perjanjian dengan Jepang dan menetapkan kemerdekaan Indonesia pada 7 September 1945. Sehingga, BPUPKI dibubarkan dan dibentuk panitia baru yakni PPKI.
Gagasan-gagasan Pancasila disempurnakan melalui Panitia Persiapan kemerdekaan Indonesia dan lagi-lagi, Ir Sukarno kembali ditunjuk sebagai ketua. Karena satu dan lain hal, tanggal kemerdekaan Indonesia sempat berubah-ubah menjadi 24 Agustus sebelum akhirnya diumumkan pada 17 Agustus 1945.
Setelahnya, ia bersama Drs Mohammad Hatta ditetapkan sebagai Presiden dan Wakil Presiden Indonesia yang pertama. Selama masa kepemimpinannya, Sukarno meletakkan Pancasila sebagai dasar ideologi Republik Indonesia. Ia wafat di Jakarta pada 21 Juni 1970.


3. Ki Hajar Dewantara



1.   Pemilik nama asli RM Suwardi Suryaningrat ini lahir di Yogyakarta pada 2 Mei 1889. Ia menyelesaikan sekolah dasarnya di sekolah dasar Belanda, yakni ELS pada tahun 1904. Lalu, ia melanjutkan ke sekolah guru zaman Belanda, Kweekschool selama satu tahun.
Ki Hajar Dewantara meneruskan sholawat jibril pendidikannya ke sekolah dokter Stovia di Batavia yang kini Jakarta. Ia memperoleh beasiswa dari pemerintah Belanda pada tahun 1905, namun bantuan dana pendidikan itu dihentikan pada 1910.
Sebagai salah satu pahlawan nasional yang menginspirasi, perjuangan Ki Hajar Dewantara cukup beragam. Salah satunya mendirikan organisasi politik pertama di Indonesia pada 25 Desember 1912 yang dikenal sebagai Indische Partij bersama Douwes Dekker dan dr. Cipto Mangunkusumo.
Mengutip dari buku Horizon IPS yang disusun oleh Drs Sudjatmoko Adisukarjo dkk, banyak lika-liku yang ia alami ketika membangun Taman Siswa, mulai dari penutupan paksa oleh Pemerintah Belanda, hingga pembubaran oleh Jepang.

Kiprahnya pasca kemerdekaan yakni diangkat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pertama di Indonesia. Kemudian, pada tahun 1946, ia menjadi Ketua Panitia Penyelidik Pengajaran.
Sayangnya, kesehatan Ki Hajar Dewantara kian memburuk hingga akhirnya ia mengundurkan diri dari jabatan pemerintahan pada tahun 1959. Di tahun yang sama, ia mengembuskan napas terakhirnya dan dimakamkan di Taman Wijaya Brata, Yogyakarta.
Atas perjuangannya di bidang pendidikan, pemerintah menetapkan hari lahir Ki Hajar Dewantara sebagai Hari Pendidikan Nasional.

4


4

0 komentar: