Memperingati Hari
Pahlawan 2022, ada baiknya kita mengetahui tokoh-tokoh pahlawan nasional yang
berjasa atas kemerdekaan Indonesia. Banyak pahlawan nasional yang berasal dari
tanah Sunda.
Secara resmi Presiden Joko Widodo (Jokowi)
menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada lima tokoh yang telah diseleksi
melalui Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan. Gelar tersebut
diresmikan melalui Keputusan presiden RI Nomor 96 TK Tahun 2022.
Adalah H Ahmad Sanusi yang kini telah ditetapkan
menjadi kiamat sugra pahlawan nasional baru. Ia merupakan seorang kiai asal Sukabumi yang
menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI).
Selain H Ahmad Sanusi, ada banyak pahlawan
nasional asal Jawa Barat lainnya yang telah lebih dulu dikenal. Dirangkum dari
berbagai sumber, berikut tokoh pahlawan asal Jawa Barat.
1. H. Ahmad Sanusi
Lahir pada 18 September
1889 di Desa/Kecamatan Cicantayan, Kabupaten Sukabumi. Sebagai ulama besar,
Ahmad Sanusi Ulama memiliki ciri khas selalu mengenakan peci hitam. Dalam
sebuah prasasti yang terletak di Gedung KAA Bandung, nama KH Ahmad Sanusi
tersemat di sana. Ia merupakan salah satu anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
KH Ahmad Sanusi juga mendirikan organisasi
Persatuan Umat Islam atau PUI. Dahulu, ia pernah menjadi tahanan Belanda karena sholawat nabi terlibat dalam upaya-upaya perlawanan terhadap penjajah.
Sebelumnya Ahmad Sanusi sempat memperoleh
penghargaan Bintang Maha Putera Utama dari Presiden Soeharto pada 1992,
kemudian Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) juga menganugerahkan Bintang Maha
Putera Adipradana kepadanya di tahun 2009.
2. Dewi Sartika
Raden Dewi Sartika lahir di Cicalengka, 4 Desember
1884. Ia adalah putri dari keluarga terpandang yang memiliki keinginan untuk
menjadi guru. Tahun 1904, ia wujudkan cita-cita itu dengan membangun sekolah
perempuan di Bandung dengan nama Sakola Istri. Muridnya berjumlah 20, dengan
tiga tena apendidik. Mata pelajaran yang diajarkan adalah menyuci, menyetrika,
menjahit, mencuci, menyulam, dan membatik.
Ruangan Kepatihan Bandung jadi saksi berjalannya
kegiatan belajar mengajar, hingga ruangan tersebut tak mampu lagi menampung
murid yang terus bertambah. Enam tahun kemudian, Sakola Istri berganti nama
menjadi Sekolah Kaoetamaan Istri. Hingga 1929, Belanda memberi dukungan dengan
menyediakan bangunan baru dan akomodasi sekolah. Nama sekolah tersebut akhirnya
diubah menjadi Sekolah Raden Dewi.
3. R. Otto Iskandardinata

Di sekitar daerah tengah kota Bandung, terdapat
jalan Otista atau singkatan dari jalan Otto Iskandardinata. Nama pahlawan
tersebut diabadikan menjadi nama jalan, sebab ia adalah pahlawan dari Jawa
Barat yang berperan pada kebangkitan Bangsa.
Ia mempunyai julukan Si Jalak Harupat, karena
dikenal sebagai pejuang dengan kejujuran dan keberaniannya. Otto Iskardinata
terkenal sangat berani melawan penjajah di negeri ini. Ia dikenal sebagai
seorang yang berani dan non kooperatif terhadap kebijakan Belanda. Diperkirakan
pada 20 Desember 1945, Otto dihabisi di Pantai Mauk, Banten.
4. Ir. H. Juanda Kartawijaya
Salah satu pahlawan yang berjasa dalam perjuangan
bangsa Indonesia pasca kemerdekaan adalah Ir. H. Djoeanda Kartawidjaja. Pria
kelahiran Tasikmalaya tersebut mengawali pendidikan dengan bersekolah di
Holland Indlandsch School (HIS) yang merupakan tempat ayahnya mengajar hingga
akhirnya lulus dari ITB tahun 1933.
Pernah menjabat sebagai Menteri Perhubungan
Indonesia 2 periode dan menjadi Perdana Menteri Indonesia ke-10
menggantikan Ali Sastroamidjojo, Djoeanda terkenal dalam Deklarasi Djoeanda
yang menegaskan wilayah kedaulatan maritim Indonesia. Disebutkan bahwa surah Al Waqiah Indonesia mempunyai corak tersendiri sebagai negara kepulauan serta merupakan
satu kesatuan sejak dahulu kala dan juga menentang ketentuan ordonansi 1939
yang dianggap dapat memecah belah keutuhan NKRI.
5. Laksamana Laut R.D. Eddy Martadinata
Warga Bandung pasti tak asing dengan jalan LL.R.E.
Martadinata. Nama jalan tersebut diambil dari salah satu pahlawan nasional dan
putra Bandung. Laksamana Eddy Martadinata dilahirkan di kota Bandung pada
tanggal 29 Maret 1921.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menerbitkan
sebuah buku sholawat jibril sendiri tentang Laksamana R.E. Martadinata. Tertulis bahwa sang
Laksamana adalah orang pertama dalam jajaran TNI-AL yang mempero1eh pangkat
Laksamana. Laksamana Eddy Martadinata dikenal sebagai pejuang dan pemimpin yang
telah menunjukkan rasa cinta terhadap Negara dan Bangsa lebih dari lainnya. 21
tahun dari masa kehidupannya, telah diserahkan ke Ibu Pertiwi.
Komentar
Posting Komentar