Letkol Isdiman adalah perwira Tentara Keamanan Rakyat (TKR), serta Komandan Resimen TKR Banyumas. Ia menjadi pemimpin pertempuran di Ambaraw...

Letkol Isdiman, Tokoh yang Gugur dalam Pertempuran Ambarawa

Letkol Isdiman adalah perwira Tentara Keamanan Rakyat (TKR), serta Komandan Resimen TKR Banyumas. Ia menjadi pemimpin pertempuran di Ambarawa yang gugur pada 16 November 1945. Letkol Isdiman diketahui sebagai salah satu perwira terbaik Kolonel Sudirman. Meski gugur dalam menjalankan tugasnya, ia telah menunjukkan keberanian dan kemampuannya sebagai seorang pemimpin yang baik.

Biografi singkat

Letkol Isdiman atau Isdiman lahir di Pontianak, Kalimantan Barat, pada 12 Juli 1913. Namun, ia menghabiskan masa kecilnya di Cianjur, Jawa Barat, bersama keluarganya. Setelah beranjak remaja, Isdiman mengenyam pendidikan di SMK Bojonegoro, Jawa Timur. Setelah itu, ia mulai berkiprah di bidang militer, sampai akhirnya menjadi orang kepercayaan Kolonel Sudirman. Letkol Isdiman dipercaya oleh Sudirman untuk menyusun siasat perlawanan di Ambarawa, atau disebut Pertempuran Ambarawa. Berawal dari situ, Letkol Isdiman kemudian menjadi tokoh penting dan berjasa dalam Pertempuran Ambarawa atau Palagan Ambarawa, yang berlangsung antara 20 Oktober-15 Desember 1945.


Menyusun siasat Pertempuran Ambarawa 

Pertempuran Ambarawa berawal pada 20 Oktober 1945, ketika Brigade Artileri dari Divisi India ke-23 atau militer Inggris, mendarat di Semarang yang dikomandoi oleh Brigadir Bethell. Bethell diperbolehkan untuk melucuti senjata para tawanan Jepang di Indonesia dan diperkenankan untuk mengevakuasi 19.000 interniran Sekutu yang ada di Kamp Banyu Biru Ambarawa dan Magelang. Akan tetapi, rupanya Sekutu datang dengan diboncengi oleh NICA atau tentara Belanda. Tidak hanya itu, bukannya melucuti, mereka justru mempersenjatai para tawanan Jepang. Insiden pecah di Magelang pada 26 Oktober 1945, yang membuat TKR harus turun tangan melawan tentara Inggris. Untuk memperkuat tenaga-tenaga pimpinan komando tempur Divisi V saat itu, Kolonel Sudirman menugaskan Letkol Isdiman untuk terjun di medan Ambarawa. Letkol Isdiman juga dipercaya untuk menyusun siasat pertempuran di Ambarawa.

Kolonel Isdiman gugur

Pergerakan Isdiman ternyata diketahui oleh mata-mata militer Belanda, sehingga ia langsung diberondong tembakan pesawat tempur RAF pada 26 November 1945. Letkol Isdiman segera dilarikan ke rumah sakit Magelang, tetapi di tengah perjalanan nyawanya tidak bisa diselamatkan. Setelah Letnan Kolonel Isdiman gugur dalam pertempuran, posisinya kemudian digantikan oleh Gatot Subroto. Semasa perjuangan, Isdiman dikenal sebagai pemimpin pasukan yang berusaha menunjukkan keberanian dan kemampuannya dalam berperang. Untuk mengenang perjuangan Isdiman dalam Pertempuran Ambarawa, didirikan Museum Isdiman pada 15 Desember 1973 dan diresmikan pada 15 Desember 1974 oleh Presiden Soeharto.

0 komentar: