Hanya ada 3 foto saja pada saat Proklamasi Republik Indonesia di tahun 1945. Foto yang pertama adalah Presiden Sukarno membacakan deklar...

Frans Mendur, Orang yang Mengabadikan Kemerdekaan Indonesia 1945

 


Hanya ada 3 foto saja pada saat Proklamasi Republik Indonesia di tahun 1945. Foto yang pertama adalah Presiden Sukarno membacakan deklarasi di Jalan Pegansan Jakarta. Dua foto lainnya adalah pengibaran bendera merah putih pertama.

Ini adalah satu-satunya jejak sejarah yang berbentuk rekaman visual dari Proklamasi Republik Indonesia. Tidak ada lagi foto selain ini. Lantas siapa saja fotografer yang berhasil mengabadikan sederet fatwa tersebut?

Namanya adalah Mendur Prancis. Seorang jurnalis foto yang sangat berjasa untuk republik ini. Merekam momen terpenting dalam sejarah Indonesia bukanlah tugas yang mudah pada saat itu.

Jika saja Frans Mendur tidak berbohong kepada tentara Jepang pada saat itu, tidak akan ada foto Proklamasi Republik Indonesia. Frans Mendur adalah satu-satunya fotografer yang berhasil mengabadikan momen terpenting bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945.

Frans Soemarto Medur atau yang biasa disebut dengan Frans Medur lahir di Jakarta pada tanggal 16 April 1913. Frans Medur belajar menjadi fotografer dari kakak kandungnya, Alex Mendur, dan kemudian ia menjadi wartawan di Java Bode.

Pada pagi hari 17 Agustus 1945, Frans mendengar adanya kabar kalau akan ada peristiwa penting yang akan terjadi di kediaman Soekarno. Ia bersama Alex pun memutuskan untuk pergi ke kediaman Soekarno.

Pada saat Jepang menyerah kepada sukutu, berita itu belum terdengar di seluruh Indonesia. Hal ini dikarenakan pada saat itu radio masih disegel Jepang dan bendera Jepang masih berkibar di Indonesia. Walaupun masih banyak tentara Jepang yang bersenjata lengkap berkeliaran, Fransberhasil sampai di Kediaman Soekarno.

Kemudian, sekitar pukul 10 pagi, Soekarno pun membacakan teks proklamasi.

Saat itu, Frans Mendur hanya memiliki tiga pelat film (saat itu tidak ada rol film). Dia mengabadikan peristiwa bersejarah ini sebanyak tiga kali. Pertama pada saat Soekarno membacakan teks proklamasi bersama Hatta. Yang kedua pada saat Latief dan Suhud mengibarkan bendera merah putih dan yang ketiga pada saat pengibaran bendera dan massa menyaksikan proklamasi di latar belakang.

Keduanya menyadari bahwa hanya mereka sebagai satu-satunya fotografer di lokasi itu. Namun, Alex Mendur bernasib buruk dan kameranya disita oleh Jepang. Pelat negatif Alex dengan cepat dihancurkan. Tapi Frans lebih pintar. Dia membenamkan plat negatifnya di halaman kantor Asia Raya. Farns berbohong ketika tentara Jepang menggeledahnya. Dia mengatakan filmnya disita oleh barisan pelopor pendukung Soekarno.

Alex dan France mencuri-curi kesempatan untuk mencetak foto di kamar gelap kantor berita. Tanpa usaha mereka, tidak akan ada dokumentasi Proklamasi Kemerdekaan. Momen penting kemerdekaan diabadikan melalui lensa kameranya.

Frans pulang pergi dari Jakarta ke Yogyakarta untuk mengabadikan berbagai peristiwa bersejarah. Dia kemudian menceritakan berbagai tembakan kepada banyak pilot Filipina. Foto tersebut kemudian dipublikasikan di berbagai media massa asing. Ini membuka mata dunia terhadap sebuah negara baru di Asia Tenggara yang tumbuh besar melawan kolonialisme. Melalui kameranya, Alex dan France Mendur telah melakukan banyak pertempuran untuk republik ini.

0 komentar: